Translate

Kamis, 18 April 2013

Pengorbanan yang tulus

“” A Sincere  Sacrifice (Pengorbanan yang tulus)””

PROLOG…
Kecintaan manusia terhadap harta duniawi dan popularitas membuat manusia  lupa akan kebenaran dan tidak takut akan Tuhan. Mereka  diciptakan dengan multi talenta oleh Tuhan, sehingga apa yang dia inginkan sangat mudah untuk dicapainya dengan talenta yang dimilikinya. Kekayaan duniawi dan popularitas menjadi tujuan utama hidupnya tanpa memikirkan hidupnya di akhirat sehingga mereka selalu merasa dirinya  paling hebat tanpa menyadari bahwa semua yang dimilikinya adalah berasal dari Tuhan. Harta duniawi sifatnya hanyalah  sementara sedangkan harta surgawi kekal untuk selamanya. Kecintaan  terhadap harta duniawi dan popularitas menjadikan mereka jauh dari Tuhan dan kehidupanya selalu bertentangan dengan kehendak Tuhan.
 

CERITA

SESI I

Tasya adalah seorang gadis  yang sangat cantik dan multi talenta. Tasya memiliki suara yang bagus, tinggi, putih, cantik dan pintar. Sebuah ajang kompetisi nyani yang diadakan disekolahnya mengantarkan dia pada tingkat popularitas. Pada ajang tersebut  Tasya memenangkan kompetisi sehingga  dia mendapatkan kontrak untuk masuk  ke dapur rekaman. Tak lama kemudian, popularitasnya memuncak. Tawaran untuk main film, sinetron, bintang iklan, pembawa acara talk show bahkan tawaran untuk terjun ke dunia politik juga datang menghampirinya. Kesibukan dia di dunia entertainment membuat dia lupa akan kebutuhan rohaninya dan  kehidupannya pun sangat jauh dari Tuhan dan tidak takut akan Tuhan.

Kevin adalah seorang Bocah yang baru berumur 10 tahun dan masih duduk di kelas 4 SD, memiliki hati polos, tulus dan mulia serta suka menolong teman-temannya. Namun Kevin memiliki keterbatasan fisik. Akan tetapi keterbatasan yang dimilikinya tidak membuatnya putus asa, bahkan dia sangat mensyukuri bahwa dia masih dapat menghirup napas kehidupan. Ibunya selalu membawanya untuk mengikuti kebaktian sekolah minggu dan disana dia belajar banyak hal, belajar tentang kasih dan pengharapan sehingga dia semakin semangat dalam menjalani hidup walaupun memiliki keterbatasan fisik.

Suatu ketika, Kevin dan seorang penjaganya pergi jalan-jalan  kesebuah taman. Di Taman tersebut mereka melihat suatu keramaian yang tidak seperti biasanya, dan mereka mendekat ke tempat keramaian tersebut, ternyata disana mereka menemukan ada beberapa artis yang sedang syuting dan salah satunya adalah Tasya dan tentunya sangat dipenuhi oleh wartawan dan yang lainnya. 

Ketika melihat Tasya, Kevin melontarkan senyumannya mengarah ke tatapan mata Tasya, kemudian Tasya langsung mendekati Kevin dan mencubit pipi Kevin dengan penuh kasih, kemudian meninggalkannya tanpa berkata banyak. Saat itu perasaan Kevin sangat senang sekali, dan dia merasa bahwa dia mempunyai teman baru yang merupakan seorang artis. Karena kesibukan Tasya, Kevin belum sempat bertanya apapun tentang Tasya, namun hatinya merasa penasaran ingin mengenal Tasya lebih jauh lagi.

Setelah pulang dari taman, Kevin mencari tahu siapa Tasya yang sebenarnya dari situs internet, tak lama kemudian ia menemukannya dan mengetahui banyak tentang Tasya. Walaupun dia hanya mengenal Tasya dari dunia maya, Kevin sudah merasa sangat dekat dengan Tasya. Merekapun hanya bisa chatting melalui dunia maya tersebut. Dan lama kelamaan mereka semakin akrab.


SESI II

Seiring dengan berjalannya waktu, Karier Tasya pun melonjak tinggi dan popularitasnya memuncak, banyak tawaran yang datang menghampirinya , dan pundi-pundi keuanganyapun serasa kehabisan tempat. Namun akibat ketenarannya membuat dia jadi egois, sensitif dan tidak mau tau dengan orang lain.  Namun semua yang dimilikinya tidak digunakan dengan baik, sehingga sebuah peristiwa menimpah dirinya.  

Saat itu dia berada di sebuah kafe sedang mengadakan pesta dengan teman-temannya, sekitar pukul 02.00 subuh tanpa sadar mereka diserang oleh sekawanan perampok, dan membantai mereka, malam itu merupakan malam berdarah bagi mereka banyak pertumpahan darah dan korban yang berjatuhan, peristiwa itupun meninggalkan duka yang sangat mendalam.

Akibat kejadian tersebut Tasya mengalami luka dibagian matanya, dan diapun segera dibawakan kerumah sakit. Namun setelah beberapa lama, hasilnya menunjukkan bahwa dia harus mengalami kebutaan seumur hidup. Hal itu sangat membuatnya frustasi dan seolah dia berpikir untuk bunuh diri.

Karena dia positif Buta, diapun dibawah pulang kerumahnya dan dirawat dirumahnya.
Setelah sekian lama, Kevin si Bocah yang berhati tulus itupun mengetahui kejadian itu, dan diapun sangat merasa iba seolah dapat merasakan apa yang dirasakan Tasya. Dengan alasan karena  Tasya tidak dapat melihat lagi, Kevin selalu menyempatkan diri untuk menjenguk tasya dan mengajaknya untuk bermain setiap harinya. Namun hal itu masih sangat memukul mental Tasya karena dia harus kehilangan Segala yang dimilikinyadan tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya.

Namun demikian, Kevin tetap memberi motivasi kepada Tasya untuk tetap semangat dan berpengharapann kepada Tuhan.

Kevin:” Kak, Kakak harus optimis bahwa suatu saat nanti kakak pasti bisa melihat lagi”.

Tasya:” (Sambil menangis) nggak mungkin lagi Kevin, dokter sudah memfonis Kakak akan buta seumur hidup, karna tak seorangpun yang bisa jadi Donor kepada kakak”.

Kevin: “Kak, itu kan kata Dokter, Kalau Tuhan  berkata bahwa kakak pasti bisa melihat lagi suatu saat nanti”.

Tasya:”Itu omongkosong Kevin, nggak mungkin”. (Sambil menangis dan meneteskan air matanya).

Kevin:” Sabar Kak, Tiada yang mustahil bagi Tuhan”.(Sambil meembersihkan pipi Tasya yang berurai airmata).

Kevin pun mengajak Tasya untuk jalan-jalan ke Taman ditempat mereka pertama kali bertemu, sesampai disana Kevin pun menghibur Tasya dengan berbagai macam cara.

Kevin:” Kak,  tau nggak kita lagi dimana sekarang?”

Tasya: “ Gimana kakak bisa tau,kakak aja nggak bisa melihat!”

Kevin: “ Kita sekarang lagi ada di hatimu Kak, hahahahhah…(sambil tertawa) Tasya pun ikut tertawa dan sedikit meredakan kesedihannya.

Tasya: “ Eh Bocah, bisa aja ya kamu ngerjain Kakak,”, (sambil ketawa dan mencoba mengejar-ngejar Kevin).

Setelah beberapa lama mereka bermain mereka beristirahat dan duduk disebuah tempat, yang dulunya merupakan tempat duduk Tasya saat break syuting.

Tasya: “Kita lagi dimana ni Kevin?”

Kevin: “Dimana, coba tebak dong Kak?, Kakak pasti tau!” (sambil menatap wajah Tasya).

Tasya: “ Kakak, nggak tau Kevin, Kakak kan nggak bisa lihat, iya nggak taulah ni dimana…!”

Kevin: “ Coba dong Kak,pakai suara hati Kaka!”

Kevin berusaha membujuk Tasya untuk mencoba menyebutkan tempat dimana mereka lagi berada sekarang. Tasya pun berusaha dengan mengeluarkan semua kekuatan daya ingatnya, sehingga diapun mampu mengetahui nama tempat tersebut walaupun dia tdk bisa melihat namun dia bisa mengingatnya.

Setelah Tasya tau, diapun langsung mencucurkan air mata, kevinpun heran melihatnya.

Kevin:” Kenapa Kak, kok nangis, masa jawab itu aja nangis, kaya Kevin  waku duduk di TK dulu, kalau ditanya lngsung nangis, hehhehe…(sambil berusaha menghibur)

Tasya: “Kenapa kamu membawa saya ke taman ini Kevin?”

Kevin: “ Kok, kakak tau, emang ini taman mana?”

Tasya: “ ini, adalah taman tempat saya syuting dulu dan disinilah kita pertama kali bertemu”.

Kevin: “ Benar kan Kata Kevin, Kak, walaupun Kakak nggak bisa melihat dengan Mata, tapi Kakak bisa melihat dengan Mata hati Kakak.”

Tasya:” Bukan Kevin, dulu Kakak saat break syuting, kakak sering istrahat duduk di kursi ini, dan saya mengingat bahwa kursi ini ada sedikit bolong diujung sandarannya, makanya saya ingat.”

Kevin: (Sambil heran). Keren Kak, dah lama tapi masih bisa di ingat. Luar Biasa”.
Sambil bercanda dan tertawa bersama merekapun bermain-main dimana Kevin selalu berusaha menghiburnya.


SESI III


Keesokan harinya Kevin kembali lagi bermain kerumah Tasya, dan kali ini Kevin tidak bertangan kosong, dia membawa kampas dan alat lukis lainnya. 

Kevin: “Halo Kak, apa kabar?”

Tasya:” Kevin, kamu lagi, dah pulang sekolah ya, kok jenguk kakak terus emang nggak ada PR ?”

Kevin:” Tenang Kak, masalah PR semuanya dah beres, sekarang kakak punya PR dari Kevin..heheheheeh?”

Tasya:” Pasti ngerjain Kakak lagi ni ceritanya?”

Kevin: “ Kak, coba sentuh tau nggk ni apa? Yang ini? Ini..? (sambil memberi  alat-alat tersebut untuk disentuh Tasya).

Tasya: “ untuk apa, alat-alat lukis ini emang Kevin bisa ngelukis, lukisin Kakak dong!”

Kevin: “Yang akan ngelukis itu kakak, Kevin yakin kakak pasti bisa, pasti bisaaa, ciusssssssss loh”.

Tasya: “Kevin, ada-ada saja kamu, kakak kan nggak bisa ngelihat, mana bisa ngelukis?”

Kevin: “ yang nggak bisa ngelihat kan dari sisi Mata, tapi Kevin yakin Mata hati Kakak bisa ngelihat lebih dari mata Kepala loh, coba deh Kak pasti bisa”.

Tasya: “ Bisa aja kamu ngomong gitu!, ok deh sini biar kakak cobain.”

Kevin: “ Kak, masih ingat kan waktu itu ketika kita pertama kali bertemu, itu kan  ada foto aku dan Kakak, yang sedang mencubit pipi aku, ingat kan?,  iya udah, kalau ingat Kevin ingin sekali Kakak, melukis foto itu, pasti bisa”.

Tasyapun berusaha mengingat foto tersebut dan mencoba melukisnya. Setelah beberapa lama lukisan itupun jadi dan sangat bagus sama persis dengan yang di photo. Saat itu Kevin meneteskan air mata karena terharu melihatnya, dimana Tasya memilikitalenta yang lebih disbanding orang lain walaupun  Tasya tidak bisa melihat.


Kevin: “ Wah, lukisannya bagus bangat Kak, apa kata Kevin pasti bisa kan, akhirnya bisa juga kan Kak?”

Tasya: “ mana saya tau, Kakak kan nggak bisa ngelihat, mau jelek atau bagus sama aja nggak bisa lihat”.

Kevin: “Kalau Kakak ingat photo kita dulu, sama persis dengan lukisan Kakak ni, luar biasa, amazing, heheheeh..”.

Hari-hai mereka sangata bahagia, semerbak seorang Kakak sama adek kandungnya sendiri. Kevin pun merasa bahwa Tasya sudah seperti Kakak kandungnya sendiri. Tanpa kenal lelah Kevin selalu berusaha menghibur dan membuat Tasya bahagian dan memastikan dia untuk memiliki Pengharapan dan Kasih.


SESI IV.


Hari dah menjelang sore dan Kevin sudah mau beranjak balik ke rumahnya. Tapi sebelum dia pulang anak polos ini seolah-olah bisa berpikir layaknya seorang dewasa yang penuh ide untuk mengungkapkan kata-kata motivasi kepada seorang gadis yang buta akibat kecelakaan.

Kevin: “ Kak Tasya, apakah kakak masih percaya bahwa suatu saat nanti kakak akan bisa melihat secara normal lagi?”

Tasya: “Kevin yang baik, kakak kan dah pernah bilang samamu bahwa kakak itu dah divonis dokter, akan buta seumur hidup, jadi nggak mungkin lagi bisa melihat dengan normal”.

Kevin: “Kevin juga pernah bilang kan bahwa  bagi Tuhan tiada yang mustahil, jadi, saya yakin suatu saat nanti kakak pasti bisa melihat, karena Kakak memiliki banyak talenta jadi tidak mungkin kakak dibiarkan Tuhan begini selamannya, karena Kevin yakin dengan talenta yang Kakak miliki, kakak akan menjadi kesaksian bagi orang banyak, bahwa Tuhan itu ada, dan Kevin juga yakin akan banyak orang yang mencari Tuhan setelah mendengar kesaksian Kakak.”

Tasya: (sambil meneteskan air mata) makasi Kevin, aku tidak tahu kenapa, selama ini aku sudah putus asa, aku tidak pernah mengingat Tuhan lagi, dan aku merasa apa yang kumiliki itu adalah karena kekuatanku sendiri, alangkah malangnya aku ini aku tidak pernah mengandalkan Tuhan, alangkah besarnya dosaku ini”. (sambil menangis). Ampuni aku Tuhan!”

Kevin: “Sabar Kak, Bagi Tuhan itu tidak ada kata terlambat, ketika kita mengingat naman-Nya saja kita pasti akan diubahkan. Dan percayalah Kak, Tuhan itu selalu ada dalam hidup kita, selalu menemani kita, bahkan apapun yang kita alami/sepahit apapun hidup yang kita alami kita harus mampu mensyukurinya, karena mungkin di dunia ini kita binasa tapi di akhirat nanti kita akan beroleh hidup yang kekal”.

Tasya: “ Kevin..Kevin, kamu anak yang luar biasa Dek, alangkah besarnya kasihmu kepada Kakak, engkau tetap menghibur kakak, dan menyadarkan Kakak dari kehidupan lama kakak, dan saat ini aku sudah mampu menerima semua yang telah terjadi padaku, aku yakin Tuhan punya rencana dari semua ini. (Tasya langsung memeluk Kevin, dan mengucapkan terimakasih atas segala yang Kevin lakukan padanya sambil meneteskan air mata).

Kevin: “ iya, Kak lebih baik kita mati di dunia dari pada mati diakhirat, karna Kevin yakin Tuhan itu selalu baik apapun yang terjadi dalam hidup Kevin”. Kevin tidaklah sesempurna kakak, walaupun kakak sekarang ini masih buta tapi Kakak jauh lebih sempurna daripada Kevin, tapi Kevin percaya ini semua adalah kehendak Tuhan.

Tasya: “ Sabar ya Dek, kamu anak yang luar biasa kamu telah mengubahkan kehidupan Kakak, kakak merasa kakak serasa hidup baru sekarang”.

Kevin: “ Kak, seandainya Kakak, bisa melihat lagi apa yang harus kakak, lakukan?”

Tasya: “ Kevin, Kalau Tuhan mengkehendaki mungkin seluruh hidupku akan keserahkan demi kemuliaan Tuhan, sebagai dasar hidup saya”. 

Kevin:” Luar bisa Kak, Mudah-mudahan Tuhan mendengarnya, Amin”.

Tanpa sadar Kevin juga meneteskan air mata dan tetesan air mata tersebut tak sengaja mengenai tangan Tasya.

Tasya: “ Kevin, kamu nangis ya, kok kamu nagis?”

Kevin: “Nggak kok Ka, hehehehhehe….”

Tasya: “Iya udah, kalau gitu, kayak nya dah sore nih, kita makan dirumah kakak  aja ya…!”

Kevin: “Hehehhe..dah makasilah Kak, kalau kakak dah senang dan bahagia itu dah lebih dari cukup untukku Kak. Hehheheheh….


SESI V

Keesokan harinya, Tasya bersma Ibunya pergi ke sebuah Ruma sakit untuk mengontol keadaan matanya, dan pada saat itu ketika melakukan check-up Dokter mmberitahukan bahwa ada seseorang yang mau mendonorkan matanya kepada Tasya, tanpa bayaran. Pendonor tersebut adalah Kevin, namun dokter harus merahasiakan hal itu, karena takut tasya tdk mau menerimanya.

Setelah melakukan opersai, akhirnya Tasya pulih dan bisa melihat secara normal kembali, dan diapun langsung meneteskan airmata dan tak lupa untuk mengucap syukur. Tasya pun teringat tentang semua kata-kata Kevin, yang selalu meyakinkan Tasya bahwa Tasya akan bisa melihat disuatu saat nanti.  Tasya pun teringat dengan semua perkataan Kevin.

(Tasya:”  Nggak mungkin lagi Kevin, dokter sudah memvonis saya akan buta seumur hidup, karna tak seorangpun yang bisa jadi Donor kepada saya”.


 (Kevin: “Kak, itu kan kata Dokter, Kalau Tuhan  berkata bahwa kakak pasti bisa melihat lagi suatu saat nanti”.


Tasya:”Itu omongkosong Kevin, nggak mungkin”. 


Kevin:” Sabar Kak, Tiada yang mustahil bagi Tuhan”.))

Mengingat kata-kata itu, Tasya menangis dan pingin cepat-cepat mencari Kevin.
Namun, upaya Tasya untuk mencari Kevin sia-sia, dan dia tidak lagi menemukan Kevin, dia sangat terpukul bahwa dia tidak bisa berjumpa dengan Kevin yang sudah memberinya pengharapan dan hidup yang baru.

Disuatu malam setelah kesembuhannya, dia melihat ada sebuah lukisan terpampang didinding kamar tidurnya, Tasyapun kebingungan dan tidak tahu bahwa itu adalah lukisan dia. Diapun mengambil lukisan itu dan berupaya untuk mengingatnya. Akhirnya Tasya mengingat semuanya dan sambil menangis dia memanggil-manggil nama Kevin. Tasyapun memeluk lukisan itu erat-erat dan tak menyadarkan diri diapun ketiduran dan bermimpi.

Saat dia tidur dia bermimpi tentang Kevin:

Dalam mimpinya Kevin masih hidup dan bercanda dengan dia:

“””Kevin: Kakak, wah benarkan kata Kevin, suatu saat nanti kakak pasti bisa melihat lagi, heheh, itulah Tuhan itu heran dan ajaib semuanya bisa dilakukan dalam hidup kita, sekalipun kita sudah menjauhinya namun Tuhan itu tetap mengasihi kita””. Kakak, tetaplah bekerja didalam  Tuhan ya, dadadadada……Kevin mau pergi jauh ya Kak.”

Tasyapun terbangun, dan ketika dia bangun dia langsung menangis karena dia hanya bermimpi pada hal dia sangat rindu kepada Kevin, dan ingin berterimakasih kepada Kevin.

Keesokan harinya Tasya ingin mencari Kevin, namun pada saat dia mau menggantungkan lukisan tersebut, secarik kertas terjatuh dari belakang lukisan itu, dan ternyata kertas itu berisi surat  dari Kevin. Tasyapun segera membacanya: 

Dear Kak Tasya,
Kak, Kakak dah sembuh kan? Benar kan kata Kevin suatu saat nanti Kakak akan bisa melihat karna bagi Tuhan tiada yang mustahil.
Hehhehe…
Kak, tau nggak ini adalah lukisan Kaka, yang dulu Kevin ajak Kakak, ngelukis dan photo kecil ini photo waktu kita pertama kali bertemu, bagus kan Kak, sekarang kak bisa melihat karya Kakak. Kakak luar biasa deh…hehheheh.
Oh Ya kak, Kevin harap Kakak nggak usah cari Kevin lagi ya, karna Kevin dah pergi jauh….
Trims,
Kevin.

Sambil membaca surat itu air mata Tasya berlinang membasahi pipinya. Tasya hanya bisa berdoa supaya Kevin tetap bersama Tuhan.

Tasya mulai kembali beraktifitas dan kembali kedunia artis lagi, tapi dia tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi. Walaupun dia jadi artis namun dia selalu memabawa nama Tuhan. Dan dia pun mulai melayani dalam Tuhan, sehingga dia menjadi seorang kesaksian yang luar biasa,membuat ribuan orang bisa berubah dari kehidupan lama mereka menjadi kehidupan yang baru.

Kesembuhan Tasya menjadi sebuah sorotan di infotaiment, sehingga membuat dunia entertainment di karunia sebuah mujijat karena teman mereka Tasya yang sudah lama membuta bisa melihat lagi.

Sebuah stasiun televisi swasta menyiarkan bahwa kesembuahan Tasya adalah akibat pengorbanan seorang anak bernama Kevin yang berani mendonorkan matanya. Namun nyawa Kevin tak bisa ditolong akibat infeksi yang terjadi pada matanya, sehingga dia meninggal dunia. Tasya pun mengetahuinya,  dan tak mampu berkata apa lagi, Tapi dia hanya bisa menangis dan Tasya pun menjadi orang yang seperti Kevin bilang waktu ia masih hidup yaitu menjadi kesaksian bagi orang banyak Bahwa “Bagi Tuhan tiada yang mustahil”.

                                   ###SELESAI###
By: Ronny A. Simarmata