“” A
Sincere Sacrifice (Pengorbanan yang tulus)””
PROLOG…
Kecintaan
manusia terhadap harta duniawi dan popularitas membuat manusia lupa akan kebenaran dan tidak takut akan
Tuhan. Mereka diciptakan dengan multi
talenta oleh Tuhan, sehingga apa yang dia inginkan sangat mudah untuk
dicapainya dengan talenta yang dimilikinya. Kekayaan duniawi dan popularitas
menjadi tujuan utama hidupnya tanpa memikirkan hidupnya di akhirat sehingga
mereka selalu merasa dirinya paling
hebat tanpa menyadari bahwa semua yang dimilikinya adalah berasal dari Tuhan.
Harta duniawi sifatnya hanyalah
sementara sedangkan harta surgawi kekal untuk selamanya. Kecintaan terhadap harta duniawi dan popularitas
menjadikan mereka jauh dari Tuhan dan kehidupanya selalu bertentangan dengan
kehendak Tuhan.
…
CERITA
SESI I
Tasya
adalah seorang gadis yang sangat cantik dan multi talenta. Tasya memiliki
suara yang bagus, tinggi, putih, cantik dan pintar. Sebuah ajang kompetisi
nyani yang diadakan disekolahnya mengantarkan dia pada tingkat popularitas.
Pada ajang tersebut Tasya memenangkan
kompetisi sehingga dia mendapatkan
kontrak untuk masuk ke dapur rekaman.
Tak lama kemudian, popularitasnya memuncak. Tawaran untuk main film, sinetron,
bintang iklan, pembawa acara talk show bahkan tawaran untuk terjun ke dunia
politik juga datang menghampirinya. Kesibukan dia di dunia entertainment
membuat dia lupa akan kebutuhan rohaninya dan
kehidupannya pun sangat jauh dari Tuhan dan tidak takut akan Tuhan.
Kevin
adalah seorang Bocah yang baru berumur 10 tahun dan masih duduk di kelas 4 SD,
memiliki hati polos, tulus dan mulia serta suka menolong teman-temannya. Namun
Kevin memiliki keterbatasan fisik. Akan tetapi keterbatasan yang dimilikinya
tidak membuatnya putus asa, bahkan dia sangat mensyukuri bahwa dia masih dapat
menghirup napas kehidupan. Ibunya selalu membawanya untuk mengikuti kebaktian
sekolah minggu dan disana dia belajar banyak hal, belajar tentang kasih dan
pengharapan sehingga dia semakin semangat dalam menjalani hidup walaupun
memiliki keterbatasan fisik.
Suatu
ketika, Kevin dan seorang penjaganya pergi jalan-jalan kesebuah taman. Di Taman tersebut mereka
melihat suatu keramaian yang tidak seperti biasanya, dan mereka mendekat ke
tempat keramaian tersebut, ternyata disana mereka menemukan ada beberapa artis
yang sedang syuting dan salah satunya adalah Tasya dan tentunya sangat dipenuhi
oleh wartawan dan yang lainnya.
Ketika
melihat Tasya, Kevin melontarkan senyumannya mengarah ke tatapan mata Tasya,
kemudian Tasya langsung mendekati Kevin dan mencubit pipi Kevin dengan penuh
kasih, kemudian meninggalkannya tanpa berkata banyak. Saat itu perasaan Kevin
sangat senang sekali, dan dia merasa bahwa dia mempunyai teman baru yang
merupakan seorang artis. Karena kesibukan Tasya, Kevin belum sempat bertanya
apapun tentang Tasya, namun hatinya merasa penasaran ingin mengenal Tasya lebih
jauh lagi.
Setelah
pulang dari taman, Kevin mencari tahu siapa Tasya yang sebenarnya dari situs
internet, tak lama kemudian ia menemukannya dan mengetahui banyak tentang
Tasya. Walaupun dia hanya mengenal Tasya dari dunia maya, Kevin sudah merasa
sangat dekat dengan Tasya. Merekapun hanya bisa chatting melalui dunia maya
tersebut. Dan lama kelamaan mereka semakin akrab.
SESI
II
Seiring
dengan berjalannya waktu, Karier Tasya pun melonjak tinggi dan popularitasnya
memuncak, banyak tawaran yang datang menghampirinya , dan pundi-pundi
keuanganyapun serasa kehabisan tempat. Namun akibat ketenarannya membuat dia
jadi egois, sensitif dan tidak mau tau dengan orang lain. Namun semua yang dimilikinya tidak digunakan
dengan baik, sehingga sebuah peristiwa menimpah dirinya.
Saat
itu dia berada di sebuah kafe sedang mengadakan pesta dengan teman-temannya,
sekitar pukul 02.00 subuh tanpa sadar mereka diserang oleh sekawanan perampok,
dan membantai mereka, malam itu merupakan malam berdarah bagi mereka banyak
pertumpahan darah dan korban yang berjatuhan, peristiwa itupun meninggalkan
duka yang sangat mendalam.
Akibat
kejadian tersebut Tasya mengalami luka dibagian matanya, dan diapun segera
dibawakan kerumah sakit. Namun setelah beberapa lama, hasilnya menunjukkan
bahwa dia harus mengalami kebutaan seumur hidup. Hal itu sangat membuatnya
frustasi dan seolah dia berpikir untuk bunuh diri.
Karena
dia positif Buta, diapun dibawah pulang kerumahnya dan dirawat dirumahnya.
Setelah
sekian lama, Kevin si Bocah yang berhati tulus itupun mengetahui kejadian itu,
dan diapun sangat merasa iba seolah dapat merasakan apa yang dirasakan Tasya.
Dengan alasan karena Tasya tidak dapat
melihat lagi, Kevin selalu menyempatkan diri untuk menjenguk tasya dan
mengajaknya untuk bermain setiap harinya. Namun hal itu masih sangat memukul
mental Tasya karena dia harus kehilangan Segala yang dimilikinyadan tidak bisa
menikmati hasil jerih payahnya.
Namun
demikian, Kevin tetap memberi motivasi kepada Tasya untuk tetap semangat dan
berpengharapann kepada Tuhan.
Kevin:”
Kak, Kakak harus optimis bahwa suatu saat nanti kakak pasti bisa melihat lagi”.
Tasya:”
(Sambil menangis) nggak mungkin lagi Kevin, dokter sudah memfonis Kakak akan
buta seumur hidup, karna tak seorangpun yang bisa jadi Donor kepada kakak”.
Kevin:
“Kak, itu kan kata Dokter, Kalau Tuhan
berkata bahwa kakak pasti bisa melihat lagi suatu saat nanti”.
Tasya:”Itu
omongkosong Kevin, nggak mungkin”. (Sambil menangis dan meneteskan air
matanya).
Kevin:”
Sabar Kak, Tiada yang mustahil bagi Tuhan”.(Sambil meembersihkan pipi Tasya
yang berurai airmata).
Kevin
pun mengajak Tasya untuk jalan-jalan ke Taman ditempat mereka pertama kali
bertemu, sesampai disana Kevin pun menghibur Tasya dengan berbagai macam cara.
Kevin:”
Kak, tau nggak kita lagi dimana
sekarang?”
Tasya:
“ Gimana kakak bisa tau,kakak aja nggak bisa melihat!”
Kevin:
“ Kita sekarang lagi ada di hatimu Kak, hahahahhah…(sambil tertawa) Tasya pun
ikut tertawa dan sedikit meredakan kesedihannya.
Tasya:
“ Eh Bocah, bisa aja ya kamu ngerjain Kakak,”, (sambil ketawa dan mencoba
mengejar-ngejar Kevin).
Setelah
beberapa lama mereka bermain mereka beristirahat dan duduk disebuah tempat,
yang dulunya merupakan tempat duduk Tasya saat break syuting.
Tasya:
“Kita lagi dimana ni Kevin?”
Kevin:
“Dimana, coba tebak dong Kak?, Kakak pasti tau!” (sambil menatap wajah Tasya).
Tasya:
“ Kakak, nggak tau Kevin, Kakak kan nggak bisa lihat, iya nggak taulah ni
dimana…!”
Kevin:
“ Coba dong Kak,pakai suara hati Kaka!”
Kevin
berusaha membujuk Tasya untuk mencoba menyebutkan tempat dimana mereka lagi
berada sekarang. Tasya pun berusaha dengan mengeluarkan semua kekuatan daya
ingatnya, sehingga diapun mampu mengetahui nama tempat tersebut walaupun dia
tdk bisa melihat namun dia bisa mengingatnya.
Kevin:”
Kenapa Kak, kok nangis, masa jawab itu aja nangis, kaya Kevin waku duduk di TK dulu, kalau ditanya lngsung
nangis, hehhehe…(sambil berusaha menghibur)
Tasya:
“Kenapa kamu membawa saya ke taman ini Kevin?”
Kevin:
“ Kok, kakak tau, emang ini taman mana?”
Tasya:
“ ini, adalah taman tempat saya syuting dulu dan disinilah kita pertama kali
bertemu”.
Kevin:
“ Benar kan Kata Kevin, Kak, walaupun Kakak nggak bisa melihat dengan Mata,
tapi Kakak bisa melihat dengan Mata hati Kakak.”
Tasya:”
Bukan Kevin, dulu Kakak saat break syuting, kakak sering istrahat duduk di kursi
ini, dan saya mengingat bahwa kursi ini ada sedikit bolong diujung sandarannya,
makanya saya ingat.”
Kevin:
(Sambil heran). Keren Kak, dah lama tapi masih bisa di ingat. Luar Biasa”.
Sambil
bercanda dan tertawa bersama merekapun bermain-main dimana Kevin selalu
berusaha menghiburnya.
SESI
III
Keesokan
harinya Kevin kembali lagi bermain kerumah Tasya, dan kali ini Kevin tidak bertangan
kosong, dia membawa kampas dan alat lukis lainnya.
Kevin:
“Halo Kak, apa kabar?”
Tasya:”
Kevin, kamu lagi, dah pulang sekolah ya, kok jenguk kakak terus emang nggak ada
PR ?”
Kevin:”
Tenang Kak, masalah PR semuanya dah beres, sekarang kakak punya PR dari
Kevin..heheheheeh?”
Tasya:”
Pasti ngerjain Kakak lagi ni ceritanya?”
Kevin:
“ Kak, coba sentuh tau nggk ni apa? Yang ini? Ini..? (sambil memberi alat-alat tersebut untuk disentuh Tasya).
Tasya:
“ untuk apa, alat-alat lukis ini emang Kevin bisa ngelukis, lukisin Kakak
dong!”
Kevin:
“Yang akan ngelukis itu kakak, Kevin yakin kakak pasti bisa, pasti bisaaa,
ciusssssssss loh”.
Tasya:
“Kevin, ada-ada saja kamu, kakak kan nggak bisa ngelihat, mana bisa ngelukis?”
Kevin:
“ yang nggak bisa ngelihat kan dari sisi Mata, tapi Kevin yakin Mata hati Kakak
bisa ngelihat lebih dari mata Kepala loh, coba deh Kak pasti bisa”.
Tasya:
“ Bisa aja kamu ngomong gitu!, ok deh sini biar kakak cobain.”
Kevin:
“ Kak, masih ingat kan waktu itu ketika kita pertama kali bertemu, itu kan ada foto aku dan Kakak, yang sedang mencubit pipi
aku, ingat kan?, iya udah, kalau ingat
Kevin ingin sekali Kakak, melukis foto itu, pasti bisa”.
Tasyapun
berusaha mengingat foto tersebut dan mencoba melukisnya. Setelah beberapa lama
lukisan itupun jadi dan sangat bagus sama persis dengan yang di photo. Saat itu
Kevin meneteskan air mata karena terharu melihatnya, dimana Tasya
memilikitalenta yang lebih disbanding orang lain walaupun Tasya tidak bisa melihat.
Kevin:
“ Wah, lukisannya bagus bangat Kak, apa kata Kevin pasti bisa kan, akhirnya
bisa juga kan Kak?”
Tasya:
“ mana saya tau, Kakak kan nggak bisa ngelihat, mau jelek atau bagus sama aja
nggak bisa lihat”.
Kevin:
“Kalau Kakak ingat photo kita dulu, sama persis dengan lukisan Kakak ni, luar
biasa, amazing, heheheeh..”.
Hari-hai
mereka sangata bahagia, semerbak seorang Kakak sama adek kandungnya sendiri.
Kevin pun merasa bahwa Tasya sudah seperti Kakak kandungnya sendiri. Tanpa
kenal lelah Kevin selalu berusaha menghibur dan membuat Tasya bahagian dan
memastikan dia untuk memiliki Pengharapan dan Kasih.
SESI
IV.
Hari
dah menjelang sore dan Kevin sudah mau beranjak balik ke rumahnya. Tapi sebelum
dia pulang anak polos ini seolah-olah bisa berpikir layaknya seorang dewasa
yang penuh ide untuk mengungkapkan kata-kata motivasi kepada seorang gadis yang
buta akibat kecelakaan.
Kevin:
“ Kak Tasya, apakah kakak masih percaya bahwa suatu saat nanti kakak akan bisa
melihat secara normal lagi?”
Tasya:
“Kevin yang baik, kakak kan dah pernah bilang samamu bahwa kakak itu dah
divonis dokter, akan buta seumur hidup, jadi nggak mungkin lagi bisa melihat
dengan normal”.
Kevin:
“Kevin juga pernah bilang kan bahwa bagi
Tuhan tiada yang mustahil, jadi, saya yakin suatu saat nanti kakak pasti bisa
melihat, karena Kakak memiliki banyak talenta jadi tidak mungkin kakak
dibiarkan Tuhan begini selamannya, karena Kevin yakin dengan talenta yang Kakak
miliki, kakak akan menjadi kesaksian bagi orang banyak, bahwa Tuhan itu ada,
dan Kevin juga yakin akan banyak orang yang mencari Tuhan setelah mendengar
kesaksian Kakak.”
Tasya:
(sambil meneteskan air mata) makasi Kevin, aku tidak tahu kenapa, selama ini
aku sudah putus asa, aku tidak pernah mengingat Tuhan lagi, dan aku merasa apa
yang kumiliki itu adalah karena kekuatanku sendiri, alangkah malangnya aku ini
aku tidak pernah mengandalkan Tuhan, alangkah besarnya dosaku ini”. (sambil
menangis). Ampuni aku Tuhan!”
Kevin:
“Sabar Kak, Bagi Tuhan itu tidak ada kata terlambat, ketika kita mengingat
naman-Nya saja kita pasti akan diubahkan. Dan percayalah Kak, Tuhan itu selalu
ada dalam hidup kita, selalu menemani kita, bahkan apapun yang kita
alami/sepahit apapun hidup yang kita alami kita harus mampu mensyukurinya,
karena mungkin di dunia ini kita binasa tapi di akhirat nanti kita akan beroleh
hidup yang kekal”.
Tasya:
“ Kevin..Kevin, kamu anak yang luar biasa Dek, alangkah besarnya kasihmu kepada
Kakak, engkau tetap menghibur kakak, dan menyadarkan Kakak dari kehidupan lama
kakak, dan saat ini aku sudah mampu menerima semua yang telah terjadi padaku,
aku yakin Tuhan punya rencana dari semua ini. (Tasya langsung memeluk Kevin,
dan mengucapkan terimakasih atas segala yang Kevin lakukan padanya sambil
meneteskan air mata).
Kevin:
“ iya, Kak lebih baik kita mati di dunia dari pada mati diakhirat, karna Kevin
yakin Tuhan itu selalu baik apapun yang terjadi dalam hidup Kevin”. Kevin
tidaklah sesempurna kakak, walaupun kakak sekarang ini masih buta tapi Kakak
jauh lebih sempurna daripada Kevin, tapi Kevin percaya ini semua adalah
kehendak Tuhan.
Tasya:
“ Sabar ya Dek, kamu anak yang luar biasa kamu telah mengubahkan kehidupan
Kakak, kakak merasa kakak serasa hidup baru sekarang”.
Kevin:
“ Kak, seandainya Kakak, bisa melihat lagi apa yang harus kakak, lakukan?”
Tasya:
“ Kevin, Kalau Tuhan mengkehendaki mungkin seluruh hidupku akan keserahkan demi
kemuliaan Tuhan, sebagai dasar hidup saya”.
Kevin:”
Luar bisa Kak, Mudah-mudahan Tuhan mendengarnya, Amin”.
Tanpa
sadar Kevin juga meneteskan air mata dan tetesan air mata tersebut tak sengaja
mengenai tangan Tasya.
Tasya:
“ Kevin, kamu nangis ya, kok kamu nagis?”
Kevin:
“Nggak kok Ka, hehehehhehe….”
Tasya:
“Iya udah, kalau gitu, kayak nya dah sore nih, kita makan dirumah kakak aja ya…!”
Kevin:
“Hehehhe..dah makasilah Kak, kalau kakak dah senang dan bahagia itu dah lebih
dari cukup untukku Kak. Hehheheheh….
SESI V
Keesokan
harinya, Tasya bersma Ibunya pergi ke sebuah Ruma sakit untuk mengontol keadaan
matanya, dan pada saat itu ketika melakukan check-up Dokter mmberitahukan bahwa
ada seseorang yang mau mendonorkan matanya kepada Tasya, tanpa bayaran.
Pendonor tersebut adalah Kevin, namun dokter harus merahasiakan hal itu, karena
takut tasya tdk mau menerimanya.
Setelah
melakukan opersai, akhirnya Tasya pulih dan bisa melihat secara normal kembali,
dan diapun langsung meneteskan airmata dan tak lupa untuk mengucap syukur. Tasya
pun teringat tentang semua kata-kata Kevin, yang selalu meyakinkan Tasya bahwa
Tasya akan bisa melihat disuatu saat nanti.
Tasya pun teringat dengan semua perkataan Kevin.
(Tasya:”
Nggak mungkin lagi Kevin, dokter sudah
memvonis saya akan buta seumur hidup, karna tak seorangpun yang bisa jadi Donor
kepada saya”.
(Kevin: “Kak, itu kan kata Dokter, Kalau
Tuhan berkata bahwa kakak pasti bisa
melihat lagi suatu saat nanti”.
Tasya:”Itu
omongkosong Kevin, nggak mungkin”.
Kevin:”
Sabar Kak, Tiada yang mustahil bagi Tuhan”.))
Mengingat
kata-kata itu, Tasya menangis dan pingin cepat-cepat mencari Kevin.
Namun,
upaya Tasya untuk mencari Kevin sia-sia, dan dia tidak lagi menemukan Kevin,
dia sangat terpukul bahwa dia tidak bisa berjumpa dengan Kevin yang sudah
memberinya pengharapan dan hidup yang baru.
Disuatu
malam setelah kesembuhannya, dia melihat ada sebuah lukisan terpampang
didinding kamar tidurnya, Tasyapun kebingungan dan tidak tahu bahwa itu adalah
lukisan dia. Diapun mengambil lukisan itu dan berupaya untuk mengingatnya.
Akhirnya Tasya mengingat semuanya dan sambil menangis dia memanggil-manggil
nama Kevin. Tasyapun memeluk lukisan itu erat-erat dan tak menyadarkan diri
diapun ketiduran dan bermimpi.
Saat
dia tidur dia bermimpi tentang Kevin:
Dalam
mimpinya Kevin masih hidup dan bercanda dengan dia:
“””Kevin:
Kakak, wah benarkan kata Kevin, suatu saat nanti kakak pasti bisa melihat lagi,
heheh, itulah Tuhan itu heran dan ajaib semuanya bisa dilakukan dalam hidup
kita, sekalipun kita sudah menjauhinya namun Tuhan itu tetap mengasihi kita””.
Kakak, tetaplah bekerja didalam Tuhan
ya, dadadadada……Kevin mau pergi jauh ya Kak.”
Tasyapun
terbangun, dan ketika dia bangun dia langsung menangis karena dia hanya
bermimpi pada hal dia sangat rindu kepada Kevin, dan ingin berterimakasih
kepada Kevin.
Keesokan
harinya Tasya ingin mencari Kevin, namun pada saat dia mau menggantungkan
lukisan tersebut, secarik kertas terjatuh dari belakang lukisan itu, dan
ternyata kertas itu berisi surat dari
Kevin. Tasyapun segera membacanya:
Dear Kak Tasya,
Kak, Kakak dah sembuh kan?
Benar kan kata Kevin suatu saat nanti Kakak akan bisa melihat karna bagi Tuhan
tiada yang mustahil.
Hehhehe…
Kak, tau nggak ini
adalah lukisan Kaka, yang dulu Kevin ajak Kakak, ngelukis dan photo kecil ini
photo waktu kita pertama kali bertemu, bagus kan Kak, sekarang kak bisa melihat
karya Kakak. Kakak luar biasa deh…hehheheh.
Oh Ya kak, Kevin harap
Kakak nggak usah cari Kevin lagi ya, karna Kevin dah pergi jauh….
Trims,
Kevin.
Sambil
membaca surat itu air mata Tasya berlinang membasahi pipinya. Tasya hanya bisa
berdoa supaya Kevin tetap bersama Tuhan.
Tasya
mulai kembali beraktifitas dan kembali kedunia artis lagi, tapi dia tidak ingin
mengulangi hal yang sama lagi. Walaupun dia jadi artis namun dia selalu memabawa
nama Tuhan. Dan dia pun mulai melayani dalam Tuhan, sehingga dia menjadi
seorang kesaksian yang luar biasa,membuat ribuan orang bisa berubah dari
kehidupan lama mereka menjadi kehidupan yang baru.
Kesembuhan Tasya menjadi sebuah sorotan di infotaiment,
sehingga membuat dunia entertainment di karunia sebuah mujijat karena teman
mereka Tasya yang sudah lama membuta bisa melihat lagi.
Sebuah stasiun televisi swasta menyiarkan bahwa kesembuahan
Tasya adalah akibat pengorbanan seorang anak bernama Kevin yang berani
mendonorkan matanya. Namun nyawa Kevin tak bisa ditolong akibat infeksi yang
terjadi pada matanya, sehingga dia meninggal dunia. Tasya pun mengetahuinya, dan tak mampu berkata apa lagi, Tapi dia hanya
bisa menangis dan Tasya pun menjadi orang yang seperti Kevin bilang waktu ia
masih hidup yaitu menjadi kesaksian bagi orang banyak Bahwa “Bagi Tuhan
tiada yang mustahil”.
###SELESAI###
By: Ronny A. Simarmata