“Dearest Child and His True Love.”
Bab 1
Kelahiran Josua Deright
Udara pagi yang menyejukkan disertai
indahnya langit biru yang dihiasi sinar
fajar pagi hari membuat suasana pagi kelihatan Indah sekali. Keindahan itu pun disempurnakan lagi dengan hadirnya kicawan burung-burung yang menghiasi sang angkasa. Orang-orangpun menikmati keindahan itu dengan penuh
kebahagiaan sambil menikmati segarnya udara pagi itu. Perlahan-lahan
orang-orang mulai sibuk untuk mempersiapkan perlengkapannya. Kemudian
satu-persatu pergi meninggalkan rumahnya. Ada yang ke Kantor, ke
Sekolah, ke Pasar dan lain sebagainya.
Pada waktu itu jam sedang menunjukkan pukul
07.00 WIB, terlihat seorang Ibu yang sedang mengandung dan sedang mengunci pintu gerbang rumahnya setelah memberangkatkan suaminya
kerja.
Secara tiba –tiba wajah si Ibu kelihatan pucat. Dengan suara yang sedikit lemas si
Ibu minta tolong memanggil orang-orang yang ada disekitarnya. Pembantunya
(sebut aja Ani ) yang sedang asyik memasak di dapur langsung menyahut si
Ibu, dengan terburu-buru berlari mendekati
si Ibu kemudian mencoba menyenangkan si Ibu.
“Ada apa Bu, Ibu knapa kok pucat begini?” Tanya Ani.
“Perut Ibu mules”, Jawab si Ibu.
Ani sangat cemas, setelah menyenangkan si Ibu, Ani
kemudian menelepon Majikanya (Suami si Ibu).
Ani: “ Maaf Pak, Pak..Iiii…bbb…bu, (gugup,cemas dan
bercampur panik)
Bapak: “ Ibu kenapa?, ngomong yang jelas dong!”( suara
sedikit kencang dan marah karena Ani yang sedikit gugup).
Ani: “ Ibu tiba-tiba sakit Pak, dan mengeluhkan
perutnya”.
Bapak: “Ok, saya akan segera pulang”.
Akhirnya, Tanpa berpikir panjang si Bapak langsung
pulang dari tengah jalan, dan harus absen ke kantor pada hari itu. Dengan
sedikit rasa panik Si Bapak pun memutarbalikkan mobilnya dan melaju begitu
kencang seperti dikejar sekawanan perampok yang mau menembak kepalanya.
Tak lama kemudian si Bapak sampai di rumah, dan
langsung menemui si Ibu.
Bapak: “Ma…Ma…ma……., Mama knapa?” (sambil berlari
mendekati si Ibu yang tengah berbaring di tempat tidurnya)
Ibu: “ Pak, tolong bawakan Mama ke Rumah Sakit, perut
Mama mules”.
Bapak: “Ok, Ma, tenang ya Ma”.(langsung menggendong si Ibu ke Mobil, namun suara hatinya bekata, kalau misalnya
mau melahirkan harusnya belum waktunya, seharusnya dua minggu lagi, ada apa ya?
Pikir si Bapak). Merekapun berangkat menuju Rumah Sakit, selama diperjalanan si
Ibu terus mengangguk-angguk dan mengeluhkan perutnya. Dan si Bapak menyetir
mobil dengan sangat kencang membuat si Ani pembantunya jantungan ( dag..dig..dug..degg…kira-kira
begitulah suara jantungnya, heehhe..)
Ibu:” Buruan Pak, sakit….!”.
Ani: “Tenang Bu, ntar lg sampai kok”.
Bapak: “Iya, Ma, tenang kita akan segera sampai kok.” ( sambil menyetir mobilnya dengan
cepat).
Lima belas menit kemudian, merekapun tiba di Rumah
sakit yang mereka tuju, dan langsung menemui dokter spesialis kandungan:
Bapak:” Dokter…Dok..tolong istri saya Dok!”
Dokter: (Dengan cepat langsung melayani si Ibu) “Iya,
Pak, Bapak tunggu di luar saja”.
“Terimakasih Dok”. Kata si Bapak.
Dengan sedikit cemas, si Bapak tak bisa duduk tenang
di kursinya, dia berjalan-jalan sambil bolak-balik mengelus-elus wajahnya
dengan kedua tangannya. Ani yang juga ikut membawa si Ibu ke Rumah Sakit
Mencoba menyenangkan si Bapak.
Ani: “ Pak, tenang saja pak, Ibu pasti baik-baik aja
kok. Kita bantu dengan doa aja Pak”. (Sambil menawarkan sebotol air minum
mineral).
Bapak: “Iya, Makasih Ani.”(Sambil minum Air mineral
yang diberikan Ani).
Setelah menunggu 30 menit, salah seorang suster keluar
dari kamar ruangan tempat Ibu tadi di bawa (ruang persalinan). Si Bapak langsung mendekat dan bertanya
kepada suster tersebut.
Bapak:”Suster, gimana keadaan istri saya Suster?”
Suster: “Tenang saja Pak, Istri Bapak pasti baik-baik
aja”.
Bapak: “Suster, apakah istri saya akan melahirkan?”
Suster: (sedikit bingung mendengar pertanyaan si
Bapak) “Loh, kok Bapak bertanya, begitu?”
Bapak:” iya Sus., karna kemarin waktu kami periksa
kehamilannya, Katanya istri saya baru akan melahirkan dua minggu mendatang!”.
Suster:”Kadang sih, begitu Pak, kadang ada yang lebih
cepat dari yang diperkirakan, , kadang juga lebih lama dari yang diperkirakan
jadi Bapak tenang saja. Istri Bapak akan baik-baik saja kok.”
“Apakah istri saya akan dioperasi Suster?” tanya si
Bapak.
“Oh, karna istri Bapak kelihatan kuat jadi istri Bapak
akan melahirkan tanpa dioperasi”, jawab Suster.
“Oh, thanks Lord Jesus” lanjut si Bapak. Kemudian
Suster pun pergi dan melanjutkan pekerjaannya sementara si Bapak kembali
ketempat duduknya semula.
Ani yang juga duduk dekat si Bapak hanya bisa duduk,
diam dan menunggu, dan tidak mau mencampuri apa yang ditanyakan si Bapak kepada
suster tadi karena takut mengganggu si
Bapak.
Tak lama kemudian Keluarga dari si Bapak dan mertuanya
datang ke Rumah sakit untuk menjenguk menantunya. Sesampai di Rumah Sakit sang
Ibu dari Si Bapak pun langsung menegur si Bapak itu dari Jauh.
“David…David..( nama si Bapak), ( sambil berjalan
dengan cepat mendekati si Bapak dengan wajah yang sedikit berseri-seri). Gimana
kabar menantu saya?” apakah dia baik-baik saja? Apakah cucu saya sudah lahir?”
ketusnya lagi.
“Dia baik-baik aja kok Bu”, kata David. Dan Ibu dari
Istrinya juga melontarkan pertanyaan yang sama. “ Gimana keadaan Siti anak
saya?”
Tenang aja Bu, Siti pasti baik-baik aja kok Bu” jawab
David. Keluarga tersebut pun hanya bisa duduk menunggu kabar dari Dokter,
sambil memanjatkan Doa pada yang Maha Kuasa (Doa dalam hati).
Beberapa lama kemudian, Dokter kandungan yang
menangani Siti tadi keluar dan langsung mencari suami dari Siti. Secara
tiba-tiba mereka semua yang tadinya duduk diam sama-sama, secara tidak sengaja
semuanya secara tiba-tiba berdiri dengan serentak seolah-olah dipimpin seorang
Komando Militer, tak seorangpun yang telat dan tak seorang pun yang kecepatan sesaat sesudah mereka melihat seorang Dokter
yang memanggil David. Dokter tadi pun terkejut melihat Action dari keluarga
David tersebut dengan sedikit bercanda Dokter berkata “ wah…mantan militer
semua ya…? Kok berdirinya rapi bangat semua serentak…gitu loh( dengan
menunjukkan mimic wajah kaget dan heran). Tanpa menanggapi kata-kata sang
Dokter, David pun langsung menanyakan keadaan istrinya “ Gimana Keadaan istri
dan anak saya Dok?” kata David. “Tenang-tenang Pak, Istri Bapak baik-baik aja,
dan Puji Tuhan Anak Bapak Laki-laki dan lahir dengan selamat”, silahkan
melihatnya dan jangan terlalu lama karena istri Bapak butuh istirahat” ketus
Dokter. Dengan wajah yang berseri-seri David berkata “Thanks Lord, Istri dan
anakku baik-baik saja dan engkau memberikan aku seorang anak”.
Setelah dokter memberi izin kepada mereka, mereka pun
masuk ke ruangan tempat ibu bersalin. Mereka semua merasakan kebahagiaan yang
luar biasa. Sambil melontarkan pujian kepada anak yang baru lahir, dan
mengatakan bahwa anak lahir ganteng seperti ayahnya dan lembut seperti Ibunya.
Sementara David sedang membelai-belai rambut istrinya dan kemudian memegang tangan istrinya dengan penuh kasih sayang
dan memberi pujian pada istrinya.”Ibu yang luar biasa, Engkau telah
memberikanku searang anak terima kasih ya Ma” kata David sambil mencium kening
istrinya dan istrinya pun hanya bisa melontarkan senyuman.
Tiba-tiba Ibunya David berkata” David sudah punya nama
untuk cucu mama yang ganteng ini?”. “Sudah Bu, saya dan menantu Ibu memberi dia
nama “JOSUA” gimana Bu?”. “Oh, itu
nama yang Bagus, gimana Pak, cocok nggak?” Tanya Ibu David sama Bapak nya
David, “Bagus, tapi Kakek mau nambah namanya menjadi “ JOSUA DERIGHT” artinya
Josua yang benar biar nanti cucu Kakek nih dimasa hidupnya dia menjadi anak yang
benar, gimana setuju kan semua?”. Akhirnya merekapun menuruti permintaan si
Kakek, dan mereka memberi nama anak itu “JOSUA
DERIGHT”. Dan Keluarga itu pun membuat rencana untuk mengadakan syukuran
atas kelahiran si Anak.
>>>>>>>>>>>>>>>**Bersambung
Bab 2**<<<<<<<<<<<<<<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar